~dimuat di milis ngobrolin teater pada 9 0ktober 2005~
Kadang terasa menyebalkan, saat asyik menikmati pertunjukan live seperti teater di stage, tiba-tiba lampu padam alias listrik ngadat. Kejadian ini kualami dua kali saat nonton "Jaran Sungsang" Teater Gadjah Mada sewaktu penutupan Festamasio 3 2005 serta saat menyaksikan "Karno Tanding" Teater Lilin Universitas Atmajaya Yogya saat penutupan Festival Ketoprak antar kabupaten dan kodya se Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta belum lama ini. Kebetulan keduanya adalah acara selingan dan kebetulan pula di gedung yang sama gedung pertunjukan Sosietet TBY. Dan bisa ditambah daftar "kebetulan" diatas dengan kebetulan pada saat pemadaman listrik itu bersamaan waktunya dengan gedung sebelah (Concert Hall--yang menurut kabar harga sewanya lebih mahal sekian kali lipat dari Sosietet--sedang melakukan persiapan untuk kegiatan keesokan harinya...sekali lagi baca dengan seksama
! Keesokan harinya!!!)
Ada apa dengan Taman Budaya Yogyakarta? Apa karena sewa di sosietet lebih murah(dari concert hall) lantas bisa diperlakukan seenaknya? Apa karena pementasan itu bukan pentas yang di "tiket" kan lantas boleh dipandang sebelah mata? Atau karena apa? Sudah saatnya TBY berbenah secara lebih serius untuk memperbaiki beberapa fasilitas yang mulai aus di sosietet. Terutama panggung utama disudut sebelah belakang bagian kiri. Floor yang tidak rata, beberapa lampu yang perlu diganti serta sikap beberapa oknum yang perlu lebih didiklat untuk "ramah tamu" terhadap siapapun yang bermalam di Sosietet.
Saya kira ini dulu kalo ada tambahan setidaknya, harga makanan dikantin TBY disesuaikan dengan kantong orang miskin dan dhuafa serta kalo bisa ada keringanan bagi mereka yang tidak mampu bayar sewa gedung untuk mencicil atau sukur bisa utang...
Maaf kalau terlalu usil saya menyentil. Setidaknya ini pertanda sayang dari saya yang mencintai pertunjukan ini.
Salam Manis,
Catur Stanis, manusia sekadar hanya
Kadang terasa menyebalkan, saat asyik menikmati pertunjukan live seperti teater di stage, tiba-tiba lampu padam alias listrik ngadat. Kejadian ini kualami dua kali saat nonton "Jaran Sungsang" Teater Gadjah Mada sewaktu penutupan Festamasio 3 2005 serta saat menyaksikan "Karno Tanding" Teater Lilin Universitas Atmajaya Yogya saat penutupan Festival Ketoprak antar kabupaten dan kodya se Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta belum lama ini. Kebetulan keduanya adalah acara selingan dan kebetulan pula di gedung yang sama gedung pertunjukan Sosietet TBY. Dan bisa ditambah daftar "kebetulan" diatas dengan kebetulan pada saat pemadaman listrik itu bersamaan waktunya dengan gedung sebelah (Concert Hall--yang menurut kabar harga sewanya lebih mahal sekian kali lipat dari Sosietet--sedang melakukan persiapan untuk kegiatan keesokan harinya...sekali lagi baca dengan seksama
! Keesokan harinya!!!)
Ada apa dengan Taman Budaya Yogyakarta? Apa karena sewa di sosietet lebih murah(dari concert hall) lantas bisa diperlakukan seenaknya? Apa karena pementasan itu bukan pentas yang di "tiket" kan lantas boleh dipandang sebelah mata? Atau karena apa? Sudah saatnya TBY berbenah secara lebih serius untuk memperbaiki beberapa fasilitas yang mulai aus di sosietet. Terutama panggung utama disudut sebelah belakang bagian kiri. Floor yang tidak rata, beberapa lampu yang perlu diganti serta sikap beberapa oknum yang perlu lebih didiklat untuk "ramah tamu" terhadap siapapun yang bermalam di Sosietet.
Saya kira ini dulu kalo ada tambahan setidaknya, harga makanan dikantin TBY disesuaikan dengan kantong orang miskin dan dhuafa serta kalo bisa ada keringanan bagi mereka yang tidak mampu bayar sewa gedung untuk mencicil atau sukur bisa utang...
Maaf kalau terlalu usil saya menyentil. Setidaknya ini pertanda sayang dari saya yang mencintai pertunjukan ini.
Salam Manis,
Catur Stanis, manusia sekadar hanya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar